Selamat membaca
Pemilihan Material untuk Meningkatkan Resistansi Terhadap Creep
semoga bermanfaat

Pemilihan Material untuk Meningkatkan Resistansi Terhadap Creep

Pemilihan Material untuk Meningkatkan Resistansi Terhadap Creep

Pemilihan dan desain material untuk aplikasi pada temperatur tinggi khususnya untuk menghindari fenomena creep harus mengacu pada permasalahan utama yang terjadi pada material jika terkena temperatur tinggi, yaitu pada temperatur tinggi atom akan bergerak sangat cepat akibat adanya proses difusi dan mengakibatkan ketidakstablian mikrostruktur yang berdampak pada sifat mekanik material tersebut. Pada logam dan keramik pemilihan dan desain materialnya harus mengacu pada aspek-aspek tertentu, yaitu[1, 3]:
1.     Pemllihan material untuk menghindari fenomena dislocation creep
·      Memilih material logam ataupun keramik yang memiliki temperatur leleh yang tinggi (Tm)
·     Melakukan pemaduan (alloying) untuk membentuk solid solution dan atau presipitat yang stabil pada temperatur tertentu untuk memaksimalkan dalam menghalangi pergerakan dislokasi
·      Memilih material (keramik) yang memiliki regangan kisi yang besar seperti beberapa unsur dalam bentuk oksida atau silika, silikon karbida, dan silikon nitride
2.       Pemilihan material untuk menghindari fenomena diffusional crep
·         Memilih material logam ataupun keramik yang memiliki temperatur leleh yang tinggi  (Tm)
·         Menggunakan material dengan butir yang besar
·        Mengatur kehomogenan presipitat pada batas butir untuk meminimalkan proses grain boundary sliding
Proses creep pada logam terjadi di T > 0.3 – 0.4 Tm[3], dan pada keramik terjadi pada kisaran T > 0.4 – 0.5 Tm[3]. Oleh karena itu dibutuhkan material dengan temperatur leleh (Tm) yang tinggi. Semakin tinggi Tm suatu material maka material tersebut sulit untuk mengalami fenomena creep karena temperaturnya tidak masuk dalam kisaran/range terjadinya fenomena creep.     
 Jenis material beserta temperatru lelehnya untuk ketahanan creep
Gambar 1. Jenis material beserta temperatru lelehnya[5]
Kekuatan creep berbagai jenis material pada suhu 950C
Gambar 2. Kekuatan creep berbagai jenis material pada suhu 9500C[5]
                Selanjutnya yaitu material dengan butir yang besar memiliki ketahanan creep yang baik. Karena degnan semakin besarnya butir pada suatu material maka akan mengurangi batas butir yang berdampak pada berkurangnya laju difusi, karena diperlambat dengan sedikitnya batas butir. Selain itu batas butir yang sedikit akan meminimalkan proses grain boundary sliding. Sehingga material single crystal merupakan piihan yang terbaik untuk mengurangi proses creep.
Perbandingan antara besar butir terhadap proses creep[
Gambar 3. Perbandingan antara besar butir terhadap proses creep[1]
Dan yang terakhir adalah dengan merekayasa mikrostruktur dengan cara penambahan unsur paduan agar didapatkan material yang tahan terhadap creep. Tujuan utama dari penambahan unsur paduan ini yaitu untuk memodifikasi fasa matriks agar lebih stabil pada temperatur tinggi dan untuk menghasilkan presipitat dan solid solution strengthening sehingga menyulitkan pergerakan dislokasi dan tidak terjadi deformasi pada material. Unsur-unsur paduan yang ditambahkan antara lain[4]:

·     Ni (hingga 70%): Memberikan kekuatan dan ketangguhan pada matriks, menjadikan matriks memiliki fasa austenite yang stabil pada temperatur tinggi dan untuk menghindari terbentuknya fasa gamma yang getas, meningkatkan ketahanan oksidasi, karburisasi, nitridisasi dan meningkatkan resistansi terhadap thermal fatigue.
·   Cr (10 – 30%): Memberikan ketahanan terhadap oksidasi dan sulfidasi, berikatan dengan karbon membentuk CrC yang memiliki ketahanan creep yang baik dan meningkatkan UTS pada temperatur tinggi. Namun Cr dapat membentuk fasa ferrite yang dapat berubah menjadi fasa gamma yang getas sehingga harus diatur sedemikian rupa.
·   C (0.20 – 0.75%): Membentuk karbida dengan unsur-unsur pembentuk karbida sehingga meningkatkan ketahanan creep dan menambah UTS dalam temperatur tinggi
·       Mo, Zr, Ti, N, dan W: Merupakan unsur-unsur pembentuk karbida dan presipitat [Ni3(Al, Ti)] sehingga dapat menahan laju creep dan pergerakan dislokasi dan presipitat yang tersebar merata dan homogen di daerah batas butir dapat mengurangi resiko terjadinya grain boundary sliding

Sedangkan pada material polimer, pemilihan dan desain material yang dilakukan untuk mengurangi proses creep yaitu dengan cara memilih material dengan derajat cross-lingking yang tinggi, karena Tg berbanding lurus dengan banyaknya cross-linking sehingga akan lebih tahan creep. Kemudian mengurangi berat molekul polimer tersebut, karena dengan semakin tingginya berat molekul maka viskositas akan semakin meningkat sehingga akan lebih mudah untuk creep. Serta memilih material polimer yang mikrostrukturnya semikristalin untuk menambah ketahanan creep. Selain itu material polimer bisa ditambahkan dengan serbuk silika yang digunakan sebagai filler, dan bisa ditambahkan serat-serat fiber sehingga beban yang diberikan akan dibawa oleh fiber tersebut sehingga sifat mekanik dan ketahanan creep-nya meningkat.     
Tabel 1 Range temperatur dan jenis material yang digunakan[3]
Range temperatur dan jenis material yang digunakan untuk ketahanan creep

Contoh material yang digunakan untuk aplikasi ketahanan creep pada temperatur tinggi adalah Nickel-Base Alloy yang dapat bertahan hingga suhu 10390C. Material tersebut memiliki sifat yang baik karena terdiri dari matriks berupa austenitic FCC gamma yang dapat melarutkan unsur=unsur seperti Co, Fe, Mo, Cr, Ti yang membentuk solid solution strengthening serta membentuk presipitat berupa gamma prime berupa Ni3(Al, Ti) yang dapat menghalangi pergerakan dislokasi sehingga sulit terjadi creep.
Mikrostruktur superalloy nickle based yang tahan terhadap creep




Silahkan Download Artikel di atas Dalam Bentuk:

DOC | PDF

Daftar Pustaka
[1] Callister, William D. 2007. Materials Science and Engineering: An Introduction Seventh Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.
[2] ASM Handbook Volume 20: Materials Selection and Design. ASM International.
[3] Ashby, Michael F. dan David R. H. Jones. 2005. Engineering Materials I: An Introduction to Properties, Applications and Design. Elsevier Butterworth – Heinemann.
[4] Suharno, Bambang. 2013. Diktat Kuliah Baja Khusus dan Paduan Super. Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI.

[6] Sofyan, Nofrijon. 2012. Diktat Kuliah Metalurgi Fisik 1. Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI.

0 komentar

Silahkan Beri Komentar Saudara...

Popular Posts