Fig 1 Korosi pitting |
Korosi sumuran (pitting) merupakan bentuk korosi yang
terlokalisasi dimana akan terbentuk suatu rongga atau lubang pada material.
Korosi pitting sering dianggap lebih
berbahaya jika dibandingkan dengan korosi merata (uniform), karena bentuk korosi ini sulit untuk diidentifikasi,
karena produk korosi yang terbentuk biasanya akan menutupi rongga-rongga serta
sulit untuk diprediksi. Logam yang dapat
membentuk lapisan pasif, seperti baja dan aluminium merupakan logam yang paling
rentan terserang korosi pitting. Kegagalan
material akibat korosi pitting
terjadi melalui mekanisme penetrasi dengan persentase kehilangan berat (weight-loss) yang sangat kecil.
Korosi pitting
dapat membentuk suatu rongga atau lubang dengan struktur yang terbuka (uncovered) ataupun tertutup (covered) dengan membran semi permeabel
dari produk korosinya. Rongga yang terbentuk dapat pula berbentuk hemispherical atau cup-shaped. Terdapat tujuh bentuk rongga hasil dari korosi pitting, seperti terlihat pada Fig.2.
Fig.2 Bentuk-bentuk rongga pada korosi pitting[1]
Korosi pitting terjadi
pada lingkungan laut di mana terdapat ion-ion Cl-, Br-,
dan I-, Ion-ion tersebut, terutama ion Cl- dapat
menyebabkan logam baja terbentuk suatu sistem anoda dan inisiasi pit akan terjadi.
Inisiasi ini dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya:
1. Rusaknya lapisan pasif yang protektif secara
mekanik ataupun kimia, sedikitnya oksigen yang terlarut sehingga meghasilkan
lapisan pasif yang tidak stabil, dan konsentrasi yang tinggi dari ion klorida
2. Proses pelapisan/coating yang tidak merata
3. Terdapat ketidakseragaman mikrostruktur dari
logam tersebut, seperti inklusi
Secara umum terdapat tiga tahapan utama pada mekanisme
terjadinya korosi pitting, yaitu
Inisiasi pit (1),
propagasi (1-3) dan terminasi (4).
1. Terbentuknya tempat-tempat yang bersifat anodik
yang disebabkan oleh terganggunya/rusaknya lapisan pasif pada permukaan logam.
Anoda: M => Mn+ + ne-
Katoda: O2 + 2H2O + 4e-
=> 4OH-
2. Karena terjadi proses pelarutan logam secara
kontinu, ion-ion logam akan terakumulasi di daerah anoda, sehingga terbentuk
rongga-rongga. Dan untuk menstabilkan electron, ion-ion klorida bermigrasi ke
dalam rongga dan bereaksi dengan ion logam dan terjadi reaksi hidrolisis. M+Cl-
+ 2H2O => MOH + H+ + Cl-
3. Dengan adanya ion H+ dan Cl-
akan mencegah terjadinya repasifasi pada logam. Lalu dengan meningkatnya laju
pelarutan logam pada daerah anodik akan mempercepat migrasi dari ion klorida,
sehingga akan memperbanyak terbentuknya M+Cl- seperti pada reaksi pada
tahap 2. Dan proses tersebut akan berjalan hingga logam tersebut
bolong/terbelah, dan prosesnya berupa autokatalitik.
4. Akhirnya logam tersebut akan bolong/terbelah
sehingga mengalami kegagalan.
Fig.3 Mekanisme korosi pitting pada logam[2]
Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada proses korosi pitting yang terjadi pada baja dan stainless steel, yaitu:
· Reaksi di dalam pit:
Fe => Fe2+ 2e-;
Fe2+ + H2O => FeOH+ + H+; MnS +
2H+ => H2S + Mn2+
· Reaksi pada mulut pit:
Terjadi
oksidasi FeOH+ dan Fe2+ oleh oksigen terlarut:
2FeOH+ + 1/2
O2 +
2H+ => 2FeOH2+ + H2O
2Fe2+ +
1/2O + 2H+
=> 2Fe3+ + H2O
Diikuti
dengan hidrolisis dari produk reaksi diatas:
FeOH2+ + H2O => Fe (OH)+ + H+
Fe3+ + H2O FeOH2+ + H+
Lalu terjadi
presipitasi magnetite (Fe3O4)
dan karat:
2FeOH2+ + Fe2+ + 2H2O => Fe3O4 + 6H+
Fe(OH)2+ + OH- => FeOOH + H2O
· Reaksi di luar pit:
Terjadi reduksi dari oksigen
terlarut
O2 + 2H2O + 4e => 4OH-
Dan reduksi
karat menjadi magnetit
3FeOOH + e- => Fe3O4 + H2O + OH-
Fig.4 Mekanisme pitting pada baja[2]
Pencegahan dari korosi pitting dapat dilakukan dengan cara:
· Menggunakan material dengan elemen paduan yang
ditujukka untuk pitting resistance
contohnya penambahan molybdenum pada stainless
steel
· Menjaga agar permukaan material merata
· Meng-coating
material dan menggunakan proteksi katodik dan inhibitor
· Jangan biarkan potensial melewati nilai kritis
· Jika memungkinka dioperasikan pada temperatur
rendah
Referensi
[1] Jones, Denny A. 1992. Principles and Prevention of Corrosion. Singapore: Macmillan
Publishing Company.
[2] Ahmad, Zaki. 2006. Principles of Corrosion Engineering and Corrosion Control. Elsevier
Science & Technology Books.
[3]
Frankel, G. S. Pitting Corrosion. The
Ohio State University.
1 komentar
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Silahkan Beri Komentar Saudara...